Rabu, 10 Februari 2016

Kundi Craft dalam Media Massa

Dalam rentang tiga tahun lebih perjalanan usaha daur ulang limbah elektronik yang kami dirikan ini, ternyata sudah cukup banyak ulasan peliputan Kundi Craft di media massa. Baik itu media cetak maupun elektronik, dalam skala daerah maupun nasional. Dokumentasi media massa tersebut kami hadirkan pada posting berikut ini. Semoga para komrads semua lebih berbangga karena telah menjadi bagian yang turut mengapresiasi dan mengurangi limbah elektronik yang ada, sekecil apapun itu. Sekali lagi, Kundi Craft berterima kasih kepada komrads dan semua pihak yang telah memberi dukungan kepada kami selama ini. Salam.

           Media Online


           Media Cetak


Pikiran Rakyat, Jumat 31 Mei 2013

Bandung Ekspress, 8 September 2013 (Part 1)
Bandung Ekspress, 8 September 2013 (Part 2)




Tabloid Peluang Usaha, 6-19 Juni 2014 (Part 1)

Tabloid Peluang Usaha, 6-19 Juni 2014 (Part 2)

Tabloid Peluang Usaha, 6-19 Juni 2014 (Part 3)


Media Online Video

Di atas adalah peliputan pertama Kundi Craft oleh kawan-kawan Fikom Universitas Islam Bandung dalam tugas job training di Diskominfo Bandung. Peliputan dilakukan pada bulan Februari 2013. Akses Youtube >> https://www.youtube.com/watch?v=siqHHlFMJNw



Video peliputan daur ulang limbah elektronik Kundi Craft dari Tempo Online. Prosesnya dilaksanakan pada Juni 2013. Akses Youtube >> https://www.youtube.com/watch?v=zAjRppDkO4g



Peliputan Kundi Craft oleh Tempo Online pada Juni 2013. Akses Youtube >> https://www.youtube.com/watch?v=aJ5_r8oD004

Media Televisi
 Hasil peliputan tim redaksi NET 5 pada Maret 2014 tentang daur ulang limbah elektronik Kundi Craft. Akses Youtube >> https://www.youtube.com/watch?v=RWjpdkjwcRc



Selain media-media di atas, Kundi Craft juga pernah diliput oleh Bandung TV (tayang pada program "Mandalawangi") dan Trans 7 (tayang pada program "Tau Gak Sih"). Apa komrads sekalian pernah menontonnya? Hehe. Karena setelah melakukan pencarian kami belum bisa menemukan kedua hasil peliputan tersebut. 


—Kundi Craft 



26 Tahun Stuba Berkarya, Selamat Milad!

Di tahun lalu, Kundi Craft mendapat ruang untuk meramaikan bazar dalam acara milad Lembaga Kegiatan Mahasiswa (LKM) Studi Teater Unisba (Stuba) di area Akuarium Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1. Milad Stuba yang ke-26 tahun ini diadakan pada 9 Oktober 2015 mulai pukul 10 pagi hingga malam datang. Kawan-kawan Stuba menyajikan talkshow bertema keorganisasian, penampilan teatrikal, apresiasi musik, dan bazar.

Pada bazar kali ini, selain handmade craft daur ulang limbah elektronik, kami juga menghadirkan beberapa produk orgonite berupa kalung, gantungan kunci, dan pajangan. Pengunjung sendiri datang dari berbagai kalangan, yaitu pendiri dan kakak-kakak anggota Stuba, kawan-kawan organisasi kampus Unisba, beberapa kelompok teater kampus yang ada di Bandung, dan mahasiswa.

Teruntuk Stuba, terima kasih atas banyak kesempatan yang diberikan kepada Kundi Craft, baik dalam sharing informasi tentang daur ulang limbah elektronik maupun sharing produk handmade kreasi Kundi Craft. Selamat milad, semoga terus berkarya dan berjaya!

—Kundi Craft



Stand Kundi Craft.
Baru saja gelar lapak nih!



Produk Orgonite Kundi Craft.
Tampak beberapa gantungan kunci dan pajangan orgonite.



Orgonite Tower Buster.
Pajangan orgonite yang terbuat dari limbah bubut alumunium, pasir kristal kuarsa, dan resin.




Gantungan Kunci Orgonite.
Terbuat dari limbah bubut kuningan, pasir kristal kuarsa, dan resin.




Panggung Milad Stuba.
Salah seorang pendiri Stuba, Dadan Ruhanda, tampak sedang melakukan aksi panggungnya bersama dua anggota Stuba lainnya, Ghalib (gitar) dan Arif Rahman.
Sesi Apresiasi Musik Stuba.
Tampak di panggung (dari kiri ke kanan): Arif Rahman/Ewok, Sugeng Riyadi, dan Omud
tengah memberikan ucapan selamat milad kepada Stuba sambil menampilkan beberapa lagu.

Lego Ergo Scio Kompas 2015

“Saya baca maka saya tahu” atau yang dalam bahasa latinnya disebut lego ergo scio menjadi tema besar pada rangkaian acara seminar yang diadakan oleh Kompas di Bandung, bulan April – Mei 2015 yang lalu. Acara ini berfokus pada edukasi tentang budaya baca dan menulis di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa. Dalam rentang waktu dua bulan tersebut, Kompas mengadakan seminar dari kampus ke kampus, salah satunya di Universitas Islam Bandung.

Rangkaian acara Lego Ergo Scio Kompas ini telah bertemu puncaknya pada 30 Mei 2015 bertempat di Bale Pare, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung. Di kesempatan tersebut, kelompok mahasiswa yang di kampusnya telah diadakan seminar, kemudian hadir mewakili kampusnya masing-masing untuk melakukan beberapa penampilan panggung. Dari Unisba telah hadir kawan-kawan Stuba (Studi Teater Unisba) dan KMJ (Keluarga Mahasiswa Jurnalistik). Pada sesi panggung, Stuba menampilkan sebuah monolog singkat yang diiringi dengan petikan gitar dan gesekan biola. Sementara kawan-kawan KMJ berpartisipasi dalam bazar yang disediakan oleh panitia Lego Ergo Scio Kompas, sebagai media sharing dengan berbagai kelompok organisasi kampus lainnya.

Nah, komrads, di acara ini juga Kundi Craft ikut serta meramaikan bazar kawan-kawan KMJ yang sekaligus dapat memperluas sekilas informasi mengenai proses daur ulang limbah elektronik. Tentunya, terima kasih banyak untuk kawan-kawan KMJ dan Stuba. Semoga memberikan penyegaran tertentu. Salam.


—Kundi Craft


Stuba (Studi Teater Unisba) dalam penampilan monolognya 
di Lego Ergo Scio Kompas 2015.


Suasana stand KMJ (Keluarga Mahasiswa Jurnalistik) Unisba bersama Kundi Craft.
Tampak dua orang anggota Stuba tengah standby sambil mengobrol santai.


Aneka produk daur ulang limbah elektronik Kundi Craft.


Selamat datang komrads! Mari kemari ke stand kami.
Tampak Sugeng Riyadi dari Kundi Craft sedang jaga stand sambil membca majalah.


Salah satu sesi acara puncak Lego Ergo Scio Kompas 2015.
Tampak Sapardi Djoko Damono (sedang berdiri dan bertopi) yang menjadi salah satu pembicara.




Senin, 08 Februari 2016

Aksesoris Orgonite Kundi Craft

Sekitar satu bulan yang lalu, kami mendapat pesanan pembuatan orgonite dari komrads kami, Vivi di Yogyakarta. Berupa dua buah kalung dengan bentuk heksagonal dan segitiga yang dipadukan dengan batu obsidian berwarna hijau dan ungu. Sedikit bersamaan dengan itu, seorang kawan lama kami, Kang Abuy, juga memesan sebuah kalung orgonite heksagonal memanjang dengan batu kuarsa. Bagi kawan kami, Zaky, pesanan bandul gelang orgonite yang berdisain selongsong peluru, pun sudah siap dipakai. Teruntuk komrads yang penasaran seperti apa penampakannya, silakan menikmati visualisasinya berikut ini. Thanks you so much, comrades! Salam!

—Kundi Craft


Kalung Orgonite Heksagonal.
Terbuat dari resin, limbah bubut kuningan, kawat tembaga, dan batu obsidian hijau.
Dimensi: 4cm x 4cm x 1cm. Harga: Rp 150.000,-

Kalung Orgonite Segitiga.
Terbuat dari resin, limbah bubut kuningan & alumunium, kawat tembaga, dan batu obsidian ungu.
Dimensi: 
4cm x 4cm x 1cm. Harga: Rp 200.000,-

Kalung Orgonite Heksagonal Panjang.
Terbuat dari resin, limbah bubut kuningan, kawat tembaga, dan kristal kuarsa.
Dimensi: 5,5cm x 2cm. Harga: Rp 150.000,-

Bandul Gelang Orgonite.
Terbuat dari selongsong peluru bekas, limbah bubut kuningan,
kawat tembaga, kristal kuarsa, dan resin. Holder bandul gelang terbuat dari plat tembaga.
Dimensi: 3cm x 1cm. Harga: Rp 150.000,-

Orgonite Wedding Souvenir

Halo komrads! Masih ingat dengan orgonite? Jika terlupa atau belum mendapatkan informasinya, komrads bisa mampir dulu ke sini ya. Sedikit mengulas, orgonite diketahui salah satunya bermanfaat untuk menangkal gelombang negatif yang disadari atau tidak hadir di sekitar kita. Seperti polusi udara atau radiasi dari segala bentuk peralatan elektronik merupakan bentuk gelombang negatif yang sulit dihindari penyerapannya oleh tubuh kita. Sederhananya, cara kerja orgonite adalah dengan menyerap gelombang negatif tersebut, menetralkannya, kemudian mengeluarkannya kembali ke udara dalam bentuk gelombang positif. Sebenarnya, tidak jauh dengan prinsip penyerapan polusi dan radiasi oleh berbagai tumbuhan yang telah tersedia di alam, misalnya, lidah mertua, hanjuang/andong, peace lily, dsb.

Jika komrads menelusuri lebih jauh, bentuk dan disain orgonite saat ini, telah banyak mengalami perkembangan. Dari yang berfungsi sebagai pajangan sampai dikenakan di tubuh kita sebagai aksesoris. Nah, dari Kundi Craft sendiri, pada posting-an sebelumnya telah cukup banyak membuat pajangan (bentuk muffin, circle, dan pyramid), gantungan kunci, dan beragam disain kalung.

Dari berbagai pilihan produk orgonite buatan Kundi Craft, komrads dapat memesannya tidak hanya per satuan, tetapi juga dalam jumlah banyak, seperti halnya untuk kebutuhan wedding souvenir. Pada sajian berikut ini, sedikit contoh bentuk wedding souvenir dan event souvenir dari orgonite. Enjoy!


—Kundi Craft 


Orgonite Wedding Souvenir.
Gantungan kunci orgonite untuk suvenir pernikahan,
terbuat dari resin, limbah bubut kuningan, dan pasir kuarsa.
Diameter: 5 cm, tebal 0,3 cm. 

Orgonite Event Souvenir.
Gantungan kunci untuk kenang-kenangan/suvenir acara,
terbuat dari resin,pasir besi, pasir kuarsa, kawat tembaga,
dan plat alumunium (dari limbah elektronik).
Diameter: 5,5 cm, tebal: 0,5 cm.

Orgonite Event Souvenir tampak belakang.
Terdapat potongan plat alumunium dan spiral kawat tembaga dari limbah elektronik. Begitu pula untuk holder gantungan yang terbuat dari plat stainless limbah hard disk komputer.




Disain Suvenir Gantungan Kunci Orgonite.
Quote: "Faith, Hope, Love"



Sabtu, 06 Februari 2016

Workshop Daur Ulang Limbah Elektronik di KKF 2014

Salah satu komunitas film di Bandung, Sunday Screen, mengadakan workshop pembuatan film pendek yang diikuti khusus untuk anak-anak dan remaja yang ada di kota Bandung. Cerita punya cerita, hasil film pendek tersebut mereka tayangkan di acara puncak bernama “Hayu Ah Kids Film Festival” pada Juli 2014 lalu. Gelaran Kids Film Festival (KKF) ini dimeriahkan juga dengan panggung musik, pemutaran film, aneka workshop, dan buka puasa bersama.

Hayu Ah Kids Film Festival 2014 oleh Sunday Screen.
Suasana acara Kids Film Festival di Gedung Indonesia Menggugat.

Senang sekali, Kundi Craft dapat ikut serta di acara puncak ini dalam bentuk workshop daur ulang limbah elektronik. Selain dari kami, juga terdapat workshop daur ulang limbah botol plastik yang dipandu oleh Kang Ramdan. Bertempat di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, prosesi workshop bersama Kundi Craft dimulai sekitar satu jam sebelum berbuka puasa. Ngabuburit yang progresif ya, komrads?


Peserta daur ulang limbah elektronik diikuti oleh para siswa Madrasah Aliyah (MA) Al-Huda Cibaduyut yang berjumlah 6 orang, didampingi oleh sang guru, Ibu Ismet. Pada workshop ini, mereka membuat gantungan kunci dari komponen motherboard komputer. Nah, apa ada komrads yang juga tertarik untuk berkreasi bersama kami? Tak perlu sungkan, silakan berkontak.

Ruang gelar Kundi Craft.
Beberapa pengunjung tengah melihat-lihat kreasi Kundi Craft.

Daur Ulang Limbah Elektronik.
Sugeng Riyadi (bertopi) dan para siswa MA Al-Huda sedang melakukan proses
daur ulang limbah elektronik dari motherboard komputer.

Kreasi Berlanjut.
Sebagian siswa tampak sedang memotong bagian motherboard, sambil
ditunggu oleh yang lainnya.

Terus dalam Proses Daur Ulang.
Sang guru, Ibu Ismet ikut memperhatikan para siswanya
melakukan daur ulang limbah elektronik
Pengeboran motherboard komputer.
Salah satu siswa mencoba mengebor sendiri kreasi gantungan kuncinya.


Hasil Daur Ulang Limbah Elektronik.
Kreasi gantungan kunci yang menjadi proyek workshop ini telah selesai.
Sebagaimana biasa, kami tak ingin lupa untuk berterima kasih kepada kawan-kawan Sunday Screen yang sudah mau berbagi acara ini dengan banyak pihak, dan juga kepada siswa MA Al-Huda yang antusias saat berkreasi. Semoga bermanfaat. Salam.


 —Kundi Craft

Ragam Inspirasi Craft di Bazar Perban

Satu lagi komunitas kerajinan tangan yang mengadakan ajang apresiasi untuk bermacam-macam produk kerajinan, Bee Mee Arts & Craft Community. Acara yang bertajuk “Pameran Kerajinan Bandung” (Perban) ini berlangsung pada 5 April 2014, di Wijde Blik Food & Gallery, Jl. Dayang Sumbi No. 10 Bandung. Pada kesempatan kali ini komrads, kami bisa berpartisipasi dalam dua kegiatan sekaligus: bazar dan workshop. Mantap sekali.

"Perban" dari Bee Mee Arts & Craft Community.
Detail acara Pameran Kerajinan Bandung di Wijde Blik Food & Gallery.


Selain bazar, acara Perban ini juga diisi dengan aneka workshop dari berbagai usaha kerajinan, lomba daur ulang, talkshow tentang peluang bisnis crafting lokal menuju internasional, dan suguhan apresiasi musik. Workshop Kundi Craft sendiri terlaksana pada pukul lima sore dengan peserta berjumlah 7 orang dari kawan-kawan Stuba (Studi Teater Unisba) dan pengunjung.

Suasana worskhop bersama Kundi Craft.
Tampak para peserta sedang berkreasi mendaur ulang limbah elektronik
yang akan dibuat menjadi gantungan kunci. 


Proses pengerjaan daur ulang saat workshop.
Salah seorang peserta sedang mengikir PCB (Printed Circuit Board),
yang selanjutnya akan dibersihkan dan di-finishing.
Pada acara ini kami bertemu beragam produk kerajinan tangan, seperti dompet berbahan kulit & kain, teman-teman penggiat gambar (Komunitas Pensil Kertas), produk rajutan, boneka kain, coretan doodle di berbagai media (DinArt), mainan anak-anak sarat edukasi (Tokecang Toys), produk bantal, tas, dan aneka wadah kain (Cotton Industries), dan banyak kreasi menarik lainnya. Bukan cuma pengunjung yang gembira, kami juga, karena jadi banyak inspirasi. Hehe.

Kesan di hati kami tentunya ingin berterima kasih pada Bee Mee Arts & Craft Community yang menawarkan ruang lapak dan kesempatan berkreasi daur ulang limbah elektronik. Serta tidak lupa juga untuk kawan-kawan Stuba dan pengunjung atas partisipasinya sebagai peserta workshop. Oke komrads, semoga menikmati cerita kami. Sampai berjumpa lagi. Salam.

—Kundi Craft


Stand bazar Kundi Craft.
Tampilan hasil daur ulang limbah elektronik Kundi Craft dan bahan mentahnya.

Area Stand Bazar di Bagian Dalam.
Stand Kundi Craft bersama para crafter lainnya.  
Lapak Kundi Craft Tampak Depan.
Selamat datang para pengunjung!

Stand Komunitas Pensil Kertas.
Lapak salah satu tetangga Kundi Craft di acara Perban.

Saturday Sound, Saat Musik dan Bazar Berpadu




Kami mencoba mengingat, siang menuju sore itu di area Akuarium Universitas Islam Bandung (Unisba) sudah cukup ramai oleh sekumpulan mahasiswa dan panitia yang tampak berseliweran. Penyebabnya adalah Saturday Sound akan dimulai. Sebuah acara yang diramu oleh BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba, mengusung perpaduan musik dan bazar untuk mahasiswa dan umum. Sedikit catatan, acara ini sudah berlangsung pada Februari 2014 yang lalu, dan masih diadakan secara berkala hingga terakhir kami menonton Desember 2015 kemarin. Makin ramai. Meskipun ini late post dari kami, harapannya adalah semoga sajian kami kali ini tetap dapat komrads nikmati. Hehe.

Antusias pengunjung.
Stand Kundi Craft dijambangi para pengunjung acara musik dan bazar Saturday Sound.

Kala itu, Kundi Craft ditawari ruang lapak untuk berniaga dan pamer produk. Kami menyambutnya dengan hati senang. Ketika baru tiba dan persiapan gelar kreasi, beberapa pengunjung mampir ke stand dan sambil menata, kami sekilas bercerita tentang kreasi Kundi Craft dari llimbah elektronik. Acara ini strategis, disuguhkan musik sekaligus bisa cuci mata stand to stand, seperti dari produk pakaian dan aksesoris, serta mencicipi kulinernya. Terus berlanjut mulai dari sore sampai malam menjelang. Kami yang berada di stand ini pun makin betah karena bisa ikut menikmati musiknya.

Terima kasih kami untuk kawan-kawan BEM FEB Unisba dan Pak Yuhka, Wakil Dekan FEB Unisba yang telah memberikan kami kesempatan untuk berpartisipasi pada acara Saturday Sound ini. Musik dan bazar, pas sekali! Sedikit dokumentasi dari kami, selamat menikmati. Salam.


—Kundi Craft


Area Stand Kundi Craft.
Menyuguhkan berbagai kreasi aksesoris hasil daur ulang limbah elektronik.

Musik Saturday Sound.
Salah satu penampilan band di panggung Saturday Sound.




Penutup Acara.
Wakil Dekan FEB Unisba tampil di panggung saat penutupan acara Saturday Sound.









Kundi Craft, Komunitas DKG, dan Iyang String Family


Pada tahun 2014 yang lalu, kami sempat mengadakan workshop kolaborasi dengan beberapa pengusaha produk kerajinan lain di Bandung yang bertema “The Last Guitar on Earth”. Kolaborasi kegiatan ini melibatkan pengusaha yang sudah lebih dulu dan lebih lama berkecimpung dalam dunia kerajinan, dibandingkan dengan Kundi Craft yang bisa dibilang, masih amat muda. Bidang yang mereka geluti sangat spesifik, yaitu pembuatan alat musik handmade. Komrads semua, sebelum bercerita lebih jauh tentang workshop, kami ingin memperkenalkan siapa dua pengusaha getol ini.

Pertama, ada Komunitas DKG (Dapur Kreasi Gitar). Komunitas ini dimotori terutama oleh Dadan Purnama, pengrajin asal Holis, Bandung. Sejak remaja, Kang Dadan sudah menyenangi dan mempelajari musik. Disebabkan kesulitannya saat membeli alat musik, khususnya gitar, ia pun memutuskan membuat gitar untuk keperluannya sendiri. Dari sana, Kang Dadan akhirnya bergelut menjadi pengrajin pembuat alat musik. Dalam perjalanan usahanya, ia juga membuat alat musik petik unik dari bahan bambu, seperti contrabass. Komunitasnya ini, menampung beberapa pihak lainnya yang seiring waktu telah menjadi pengusaha mandiri, namun masih bergerak di bidang usaha alat musik. Seperti Dayat di Banjaran, seorang pengusaha inlay-dot/design papan nada dan aksesorisnya. Lalu, ada Entis dan Egi yang berfokus pada komponen dan wiring pada gitar. Serta Uning yang telah memiliki toko kecil di Kopo yang fokus di pemasaran dan penjualan.

Contrabass unik.
  Kombinasi bahan dari bambu dan kayu sonokeling buatan Kang Dadan Purnama
Sudut penampakan bengkel DKG di Holis, Bandung.
Tampak beberapa gitar setengah jadi dan yang akan diperbaiki.

Selanjutnya yaitu Iyang String Family. Usaha pembuatan alat musik handmade ini didirikan oleh Iyang, yang produksinya berlokasi di Jl. Asep Berlian, Cicadas, Bandung. Adapun produk buatan Kang Iyang meliputi gitar, bass, biola, piano, cello, dan contrabass. Selain itu, Kang Iyang juga membuat alat musik tradisional seperti kecapi sunda. 


Kecapi Sunda.
Produk Alat Musik Buatan Kang Iyang.

Kecapi Sunda tampak samping-depan.


Produk Kecapi Sunda Kang Iyang.
Nah, komrads, kedua pengrajin sekaligus pengusaha ini konsisten merintis produksinya selama belasan tahun di Bandung. Kami tentu salut. Pada perjalanan usaha kami saat itu, kami ternyata berkesempatan untuk bertemu dengan para pengrajin berpengalaman. Kemudian, bermula dari obrolan santai dan cerita perintisan produksi dengan segala lika-likunya, hingga berujung pada keinginan untuk berbagi dalam tataran yang lebih luas: mengadakan workshop pembuatan gitar (body fiber). Kang Dadan dan Kang Iyang akan menceritakan proses produksi gitar, sementara kami akan mencoba di bagian pembuatan punggung gitar (roundback) berbahan fiber resin.

Workshop-nya terbuka untuk umum dan gratis, serta telah terlaksana di BCCF (Bandung Creative City Forum), Jl. Purnawarman No. 70, Bandung, pada 23 Maret 2014. Peserta sebagian besar merupakan mahasiswa dan berlangsung sedari siang menuju sore. Selain itu juga komrads, acara workshop ini dipandu oleh Dadi Yeehaw, salah satu personil PHB yang kini juga seorang pengusaha alat musik gitar ukulele. Saat break sore, kami disuguhkan dengan penampilan segar oleh Saguaro, duo musisi Maryam dan Cahyo yang menampilkan perpaduan musik akustik dan pembacaan puisi.



The Last Guitar on Earth.
Informasi Acara. 

Tentunya, Kundi Craft mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang menggagas dan mewujudkan acara workshop kolaborasi “The Last Guitar on Earth” ini. Kepada penanggung jawab yang juga beride, Rida Suhendar beserta jajaran panitianya, terima kasih. Teruntuk komrads, yang telah menyempatkan waktu untuk hadir dan berpartisipasi, terima kasih. Begitu pula untuk komrads semua yang membaca late post Kundi Craft kali ini, terima kasih.

Mari Berbagi, mari berkreasi. Salam.

—Kundi Craft


Pojok Stand Kundi Craft.
Pamer kreasi dan bahan limbah elektronik.
 
Sugeng Riyadi dari Kundi Craft.
Penjelasan umum tentang membuat punggung gitar (roundback) berbahan fiber resin.

Para peserta workshop.


Dadan Purnama dari Komunitas DKG.
Menceritakan tentang proses awal pembuatan gitar handmade.

Iyang dari Iyang String Family.
Berobrol tentang proses finishing gitar handmade.