Kamis, 14 November 2013

Silang-silang Garis Oranye

Cobalah perhatikan. Lebih dekat lagi. Perhatian komrad sekalian, kreasi ini bukan terdiri dari dua barang. Hanya satu saja. Bagaimana bisa? Kami menyebutnya disain dua muka. Kalung yang dinamai “The Orange Line” ini dibuat dengan disain berbeda pada tiap sisinya. Bertemakan pertemuan garis-garis, kami memadukan bagian limbah hard disk komputer dengan benang rajut katun berwarna orange. Dipesan melalui media jejaring sosial kami di Facebook, kalung ini telah mendarat dengan selamat di Jakarta. Cihuuuy. Pokoknya, cheers!

"The Orange Line". Status: SOLD. Rp 50.000,-

Disain sisi pertama tampak dari dekat.

Kalung dengan dua sisi disain yang berbeda.

Disain sisi kedua tampak dari dekat.

—Kundi Craft—

My Dear Sunshine

Acara SonoSore yang kami ikut sertai beberapa waktu yang lalu, membuat kami dihampiri order lagi. Hahay J. Seorang ibu muda, bernama Teh Sinta, berputri sekitar umur 2 tahun, kemudian mengontak saya. Ia mengaku tertarik dengan salah satu kreasi yang sudah sold out sehingga beride agar Kundi Craft membuatkannya kalung couple ibu dan anak. Kami tentu menyambutnya.

Menggunakan bagian dalam dari limbah hard disk komputer, berkombinasi dengan benang rajut katun berwarna merah muda dan kuning, kalung “Dear Daughter” akhirnya berwujud. Tak lama setelahnya, Teh Sinta menunjukkan foto ketika mengenakan kalung ini bersama putri manisnya. Salam kompakan yaw! Big cheers.


Kalung ibu dan anak "Dear Daughter". Status: SOLD. Rp 60.000,-

Tampak lebih dekat, kalung couple bermotif segitia.


—Kundi Craft—

Karantina Mojang Jajaka Bandung 2013

Ada 12 pasang lelaki dan perempuan di ruangan itu. Ganteng dan cantik. Berbaju hitam-hitam. Beberapanya kaus berkerah, beberapanya lagi berkemeja. Sisanya mengenakan sweater, cardigan, dan jaket. Mereka adalah para peserta kompetisi pemilihan Mojang Jajaka Bandung yang tengah dikarantina. Selain dari mereka, dua, tiga orang panitia duduk di barisan belakang.

Bertempat di Jl. Hegarasih No. 1, Bandung, pada akhir Agustus 2013 lalu, proses karantina ini turut diramaikan oleh cuap-cuap Master Kundi Craft. Cerita mengenai sampah, limbah, dan Kundi Craft pun berurai.  Awalan persentasi ini dimulai dengan mengapa kami memilih limbah elektronik? Sedikit data-data tentang limbah ini coba dipaparkan oleh Master Kundi Craft. Kemudian berlanjut pada contoh sebuah desa bernama Guiyu di Cina yang menjadi salah satu pusat pengolahan e-waste dan spesifikasi aktivitas Kundi Craft dengan kreasinya.

Sebelum waktu berakhir ruang tanya jawab pun dibuka. Sebagian besar tangan peserta mengacung. Beberapa pertanyaan muncul. Diantaranya soal regulasi pengolahan limbah elektronik khususnya di Bandung, motivasi kami beraktivitas, dan amankah produk Kundi Craft untuk digunakan? Menarik. Pertanyaan terakhir ini coba dijelaskan dengan detail. Kami tentu sewaspada mungkin dalam menyajikan produk Kundi Craft kepada pelanggan, terkait dengan sensitifnya racun yang terdapat pada limbah elektronik.

Saat ini yang kami lakukan dengan limbah beracun yang terdapat pada limbah elektronik—yang sudah tidak dapat diurai lagi—kami masukkan ke dalam sebuah pot gerabah yang berisi pasir. Kami menduga gerabah tanah liat dapat menetralisir racun. Contoh kecilnya, barangkali komrads pernah memasukkan air mentah ke dalam gerabah yang kemudian aman untuk diminum. Hipotesisnya adalah pori-pori tanah liat secara aktif bereaksi terhadap cairan yang ada di dalam gerabah.

Usai diskusi ini, ternyata salah seorang peserta, Mita, merangkum beberapa poin yang telah dipaparkan. Lewat jejaring sosial Twitter, ia me-mention akun kami. Dibagi di sini juga ya:

“Kesempatan yang hadir di depan kita. Kita garap dan persembahkan bagi orang-orang di sekitar kita.” (kami balas: dedikasi & opportunity).

“Sampah elektronik yang menumpuk akan menjadi limbah dan apabila dibiarkan akan menjadi racun.” (kami balas: bahayos ya).

“Solusi pengurangan sampah salah satunya dengan cara daur ulang.” (kami balas: official recycling industry).

“Pahlawan pengurang sampah adalah masyarakat yang membeli barang daur ulang.” (kami balas: berkesadaran).

Let’s cheers and thanks so much! J


Peserta Mojang Jajaka Bandung 2013

Pembukaan persentasi dari Master Kundi Craft. 

Muka-muka serius nyimak euy :)

Master Kundi Craft lagi persentasi.
Sesi diskusi yang hidup.

—Kundi Craft—

Undangan Bambu: Azri Rachman & Marina Bassa

Ini kali pertama kami membuat undangan pernikahan. Pertama kali pula membuat undangan yang berwadah bambu tamiyang. Order kali ini datang dari seorang teman kampus bernama Azri. Ngomong-ngomong, saya terlambat posting lagi. Maafkan ya komrads. Hehe. Pernikahannya sudah dilaksanakan pada 20 Oktober 2013 yang lalu. J

Oke, pengerjaan pun dilakukan. Disain undangan dikreasikan oleh Bang Syahed Hidayah, yang kemudian dicetak memakai kertas samson. Adapun kertas undangan berukuran A5 dengan panjang bambu 20cm (termasuk tutupnya).

Terima kasih dan selamat berbahagia kami ucapkan pada Uda Azri dan Teh Marina.. J semoga keberkahan menyertai selalu.. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin..

Mari bersulang komrads!


Undangan bambu oleh Master Kundi Craft.

Keluarga kedua mempelai: Marina Bassa & Azri Rachman

Disain undangan oleh: Syahed Hidayah

Undangan ini bermotif spiral.

—Kundi Craft—

Rabu, 13 November 2013

Box Photo Album

Masih ingat dengan kotak hadiah yang kami produksi beberapa waktu lalu? Nah, kali ini kami kembali membuat kotak. Hanya saja, digunakan untuk album foto yang dipesan oleh Lembayung Photography. Berukuran 32,5x22,5 cm, kotak ini diberi sentuhan motif frame di bagian tutupnya. Ingin order juga? Silakan hubungi kami via email (kundicraft@gmail.com), Facebook, Twitter, atau komen di blog ini. Thanks for order Lembayung. Cheers.



Box Photo Album. Bermotif frame dengan ukuran 32,5x22,5 cm. Status: SOLD. Rp 40.000,-


—Kundi Craft—

The Infinity: Dua yang Menjadi Satu

Selain memberi order, komrads kami juga suka memberi inspirasi. Ahiww. Bermula dari disain yang telah diobrolkan, kami mencoba mewujudkan keinginannya membuat couple necklace. Berlambang infinity, kalung ini dikehendaki menjadi dua bentuk berbeda, namun tetap satu simbol. Tak ragu lagi, Master Kundi Craft langsung memilih limbah kayu sonokeling sebagai bahan utama. Ditambah plat limbah hard disk komputer diujungnya sebagai pengait tali kalung. Terima kasih untuk inspirasi dan pesanannya Kang Kirun J. Bliss in love.


The Infinity. Kalung couple dengan bahan: limbah kayu sonokeling dan plat limbah hard disk.
Status: SOLD. Rp 160.000,-


Kalung berpasangan "The Infinity" tampak atas.


—Kundi Craft—

The Mask

Giwang ini tampak mungil! Ya ya, memang kecil mungil komrads. Tapi, apa gerangan yang menempel di belakangnya? Ini dia pesanan dari Indra, komrads kami yang ingin giwang dengan perekat magnet. Sepertinya biar tidak repot tindik lagi ya? Hehe. Terbuat dari IC limbah komputer dan bagian magnet hard disk. Selamat berpakai yak. Terima kasih! Cheers.


The Mask. Giwang terbuat dari IC limbah komputer. Status: SOLD. Rp 35.000,-


Disain giwang dengan magnet sebagai pelekat di telinga.


—Kundi Craft—

Keris Emas?

Simpan semua asumsi komrads dulu sebelum selesai membaca posting ini. Hehe. Bukan keris terbuat dari emas yang kami kreasikan. Hanya saja, kami memang menamainya “The Gold Keris”. Sebentuk kalung berbahan limbah kayu sonokeling ditambah dengan kombinasi plat limbah hard disk komputer dan kawat kuningan. Percaya deh, Ardi, kamu makin kece make kreasi Kundi. Hahaaayy. Bersulang.

Komrads ada yang tertarik juga?


The Gold Keris. Bahan kalung ini terdiri dari: limbah kayu sonokeling, plat limbah hard disk, kawat kuningan.
Status: SOLD. Rp 160.000,-

Kalung dengan bentuk oval.

—Kundi Craft—

Cincin Pertama Kreasi Kundi

Selamat berjumpa kembali komrads! Perkenalkan “Labirin Line”. Sebuah cincin terbuat dari limbah prosesor komputer dan ring yang berasal dari plat limbah hard disk. Dibandrol dengan harga Rp 75.000,- ini merupakan cincin pertama yang dibuat, sesuai dengan pesanan Intan. Para komrads memang luar biasa. Ordernya bukan saja membantu kami mengurangi limbah—khususnya limbah elektronik—tetapi juga sekaligus memberi inspirasi. Keren! Thanks so much. Cheers.


Labirin Line. Cincin berbahan limbah prosesor komputer. Status: SOLD. Rp 75.000,-


Cincin tampak belakang..


Tampak dari samping :)



—Kundi Craft—

The IC’s Finger Print

Limbah IC dari seperangkat komputer itu bisa jadi bermacam-macam bentuknya. Beberapa kami jadikan mereka gantungan kunci. Beberapa lagi dibentuk giwang. Sebagian lagi menjadi kalung. Nah, seperti yang satu ini. Wadah kecil prosesor digabungkan dengan IC menjadikannya kalung kreasi baru. Hehe. Garis-garis halusnya seperti sidik jari! Kalau pendapatmu komrads?


The Finger Print. Status: AVAILABLE. Rp 80.000,-


—Kundi Craft—

V Within Me, A Within You, and Us for Sure

Seringnya, saya tak menyangka, kreasi Master Kundi Craft menjadi pilihan komrads untuk melengkapi momen pentingnya. Seperti ulang tahun, a gift for someone special, dan kali ini kreasi Kundi terpaut pada anniversary relationship seorang teman kuliah saya. Order kalung berpasangan dengan bahan limbah kayu sonokeling akhirnya diproses. Berciri inisial nama dirinya dan pasangan, sedikit diskusi soal disain…dan tadaaaa… “The AV Triangle” pun selesai tepat H-2 sebelum hari jadi mereka. Congrats!

Terima kasih untuk kunjungannya ke bengkel. Terima kasih sudah order kreasi Kundi. Mari bersulang.



The AV Triangle. Status: SOLD. Rp 160.000,-

—Kundi Craft—

The Treasure Is.. Me!

Ada yang bilang kreasi Kundi yang satu ini motifnya seperti batik.., (kalau menurut komrads bagaimana? Hehe) tapi yang terlintas pertama kali di benak Mas Sugeng setelah kreasinya beres, motif yang muncul seperti peta. Iya, peta harta karun. Karenanya kami menamakannya “Treasure Map Motive”. Dipesan langsung oleh komrads kami nan geulis, Dinda.

Kreasi ini berasal dari IC VGA yang dikombinasikan dengan limbah kayu sonokeling (Java Palasinder). Sedikit cerita, kayu sonokeling ini kami peroleh dari kang Iyang, seorang produsen alat musik handmade di Bandung. Terima kasih akang J.

Teruntuk Dinda, selamat berpakai kreasi Kundi Craft. Cheers.


Treasure Map Motive. Status: SOLD. Rp 100.000,-

—Kundi Craft—

Sono Sore, Ngumpul Seru Di Taman Kota

Sore itu, pada permulaan September, saya usai menggelar display kreasi Kundi Craft di bawah kolong jembatan Pasupati, Bandung. Tak berapa lama lagi, sebentuk acara yang digalang Komunitas Taman Kota akan dimulai. Sembari menunggu, seorang anak kecil, dengan beberapa temannya sesekali melirik kreasi Kundi. Mampir, mondar-mandir, kemudian berlalu. Mencoba menahan silau matahari sore dengan sebelah tangan, lantas angin sepoi menerbangkan flyer Kundi Craft yang sudah saya susun dan impit dengan sebuah kotak.

Gelar "lapak berbagai". Dipilih..dipilih.. :)

Narsis kreasi dulu. Mumpung kena lighting alam. 


Gantungan kunci kreasi Kundi Craft yang kece!

Anak lelaki itu ternyata kembali merapat ke lapak Kundi Craft. Namanya Satria. Setelah sedikit bertanya ini itu tentang kreasi kita, dia malah asik bercerita pada saya tentang kesenangannya bermain sepeda dan tamiya. Permainan mobil-mobilan balap sirkuit itu pernah dimenangkannya. Selain itu, ia juga gemar bersepeda. Setelah mengaku belum mandi, ia lantas pulang.

Satria, anak lelaki yang berhobi main sepeda dan tamiya.


Hampir maghrib, acara Sono Sore (Kangen Sore) sudah mulai ramai. “Lapak Berbagai”—itu istilah yang disebut—pun sudah rapi berjejer. Kami berbagi lapak dengan akang penjual kaset tape dan compact disc. Sesekali combo tape-nya menyala, memutar beberapa kaset yang ingin didengarkan calon pembelinya. Sementara itu, di depan kami sebuah kain putih tengah dibentangkan untuk sesi nonton film bersama. Tiang-tiangnya dikaitkan dengan dua motor. Hehe. Ternyata tak menyangka, kami bersua pula dengan beberapa kawan, kang Ismal Muntaha, kang Carda Arifin, Teh Sinta, dan Mba Besti. Sementara Andry Bem, muncul setelah langit mulai gelap.


Lapak siap tersaji


Ngobrol-ngobrol dulu.
Lepas maghrib, diterangi lampu motor, pembukaan dimulai dengan sebuah pantomim berjudul “Sangkuriang”. Anak-anak ramai sekali di barisan depan, ditemani ibu-ibu. Antusias mereka memuncak setelah pantomim usai. “Lagi..lagi…lagi…” ujar mereka. Sedikit kebingungan dan tak mengira—sepertinya—dengan respon anak-anak, akhirnya akang pantomim—kita sebut saja begitu karena saya lupa namanya, hehe—pun bercerita soal tips-tips berpantomim. Anak-anak dengan suka rela dan suka cita berpartisipasi mengikuti akang pantomim. Imajinasi bermunculan. Tepuk tangan dan tawa mengiringi.


Pantomim berjudul "Sangkuriang" sedang pentas.


Sepertinya ini gerakan mau beres cerita.

Usainya, kami menonton cuplikan video karya kang Ismal dan kang Carda. Mulai dari anak-anak yang berpaduan suara, bermain seluncuran di area tanah liat, hingga profil beberapa keluarga desa Jatisura… yang… manis banget. Hehe.

Pukul sembilan malam sudah dekat. Anak-anak dan para ibu satu-satu pulang. Beberapa pelapak menyusun kembali barang dagangannya, begitu juga kami. Terima kasih anak-anak dan para ibu. Terima kasih Satria. Terima kasih para pembeli. Terima kasih para pengunjung. Terima kasih masyarakat setempat. Terima kasih Kang Ajo dari Komunitas Taman Kota. Terima kasih komrads yang sudi membaca. Maaf untuk keterlambatan berceritanya. Hehe. Cheers.


Untold: Sugeng Riyadi & Riri Oktriani.

—Kundi Craft—