Selasa, 05 Maret 2013

Kundi Craft vs Kemalasan Kami

Master Kundi Craft 

Whoooam. Menguap ketika bangun pagi.
Please wait… I’m loading…
Beberapa waktu kemudian menjelang siang. Whoooam.
Whoooam. Setelah makan siang (atau malah baru sarapan?).
Please wait… I’m loading… Agak terkantuk..
Tak lama berselang menuju sore yang datang, kembali menguap. Whoooam. Mengantuk lagi.
Whoooam. Saat senja tiba, tertidur sejenak berpangku tangan. Whoooam.
Tersentak tidak berapa lama ketika jingga telah memudar berganti malam.
Whoooam. Sambil sedikit meregang, menguap lagi.
Please wait… I’m loading…
Looking at the watch.. Oh, time to sleep..

WHAAAT??!! @#$##%#!@%$^(*^&*%&(*&(&)&^$@#!

Master Kundi Craft pernah berkata padaku, “Percaya nggak kamu Non, kalo sering menguap itu karena otak kamu kurang oksigen”.
“Ah, masa’?” jawabku sambil mencoba menaikkan sebelah alis (yang ternyata tak bisa2) biar keliatan sok penasaran. “Bukannya gara2 kurang tidur? Jadinya ngantuk Mas (singakatan “Master”), trus nguap2 deh,” tambahku lagi.
Master tersenyum sok bijak. Air mukanya seolah mengatakan, “Huh, belum tau dia rupanya”. “Jadi, begini Non. Kalo otak sedang bekerja itu jelas menguras banyak energi, tentunya butuh banyak asupan energi juga. Biar lancar, makanya sirkulasi oksigen yang masuk itu juga harusnya teratur…”
Saya mengangguk2. Bukan sok ngerti. Tapi ini memang masih bisa diterima logika. Oke, baiklah. “Misalnya, pas lagi mikir, mengurai sesuatu, membuat konsep, berdiskusi, ya, gitu lah,”
“Nah trus, hubungannya dengan nguap itu gimana?”
“Lho, jelas dong. Otak kurang oksigen à jadi loading (lama mikirnya) à berefek malas bergerak, berpikir, beraktivitas à sering menguap à malah bikin ngantuk,” tegas Master. Setelah penjelasannya Master langsung menghabiskan air galon yang tersisa (setengah liter doang kok, itu juga dituang dulu ke gelas, nggak langsung diminum dari galonnya). Jadi tambah berapi2. “Pernahkah kamu mengira2 Non, ada orang yang tidurnya hanya beberapa jam saja, tapi ON terus, malah nggak atau jarang nguap.”
“Ah, iyakah? Ada gitu?” Kali ini saya hanya mengerutkan kening saja, gagal total mencoba lagi untuk menaikkan alis.
“Eeeh, jangan salah Non. Ini bukan masalah tidur itu harus 8 jam sehari, tapi bagaimana memrogram tubuh supaya kita bisa maksimal beraktivitas dan tetep fit. Ya itu, asupan oksigen ke otak harus sangat cukup. Makanya, banyak minum air putih (Banyak makan belum tentu bisa bikin tubuh kita fit. Yang ada malah cepet ngantuk!). Biar aliran oksigen itu lancar, nggak ke otak aja, tapi ke semua. Seluruh tubuh lah. Kalo gitu jadinya apa? Badan seger, otak encer. Nggak nguap2 aja, kayak cerita di awal percakapan kita ini. Gituuuu Nooon,” (Penjelasan Master Kundi Craft udah mirip kuis sains saat pembawa acaranya bilang, “Kita Tanya Galileo” beluuum?).
“Ooooooh… jadi Mas, kalo sering nguap, sedikit minum air putih, trus otaknya jadi lambat bekerja, lalu bikin mekanisme tubuh melambat, bisa bikin malas juga dong?”
“Ya Ya.. Berarti oksigen sudah memenuhi otakmu ya Non, hehe,” Master cengengesan.
“Heeeeh” Saya proteees!
“Yang lebih parah itu, kebanyakan malas seolah sudah menjadi sifat ataupun kebiasaan individunya, ditambah lagi dengan pola aktivitas seperti cerita di atas yang bikin level kemalasannya tambah grade. Makanya, lakukan sesuatu, beraktivitas, biar nggak malas! Perangi semua bentuk kemalasan! Ya malas beraktivitas, berkegiatan, dan yang lebih berbahaya itu malas mikir! Malas berpikir akan membuat ragamu hidup tapi jiwamu mati… huuuaaa huuaaa seperti zombiiiiieeeee…” Hmm, sepertinya dengan penjelasan ini protes saya telah diabaikan. Oke, baiklah…

Ya, begitulah komrads.. dialog singkat saya dan Master Kundi Craft. Kemudian, tak berapa lama lahirlah Kundi Craft dalam rangka memerangi kemalasan itu dari diri kami. Tetaplah senang, agar dapat terus menjaga mood dalam berkreasi. Karena kami tidak menganut aliran prinsip “Cintai apa yang kamu lakukan” tapi, “LAKUKAN APA YANG KAMU CINTAI”. Justru dengan prinsip yang kedua ini, kami percaya semangat itu akan terus menyertai kami. Bukan hanya sekadar pembenaran atas apa yang sedang dijalani.

Limbah elektronik (e-waste) ini kami coba jadikan sesuatu, membuatnya diterima dan masuk akal.


—Kundi Craft