Rabu, 13 November 2013

Sono Sore, Ngumpul Seru Di Taman Kota

Sore itu, pada permulaan September, saya usai menggelar display kreasi Kundi Craft di bawah kolong jembatan Pasupati, Bandung. Tak berapa lama lagi, sebentuk acara yang digalang Komunitas Taman Kota akan dimulai. Sembari menunggu, seorang anak kecil, dengan beberapa temannya sesekali melirik kreasi Kundi. Mampir, mondar-mandir, kemudian berlalu. Mencoba menahan silau matahari sore dengan sebelah tangan, lantas angin sepoi menerbangkan flyer Kundi Craft yang sudah saya susun dan impit dengan sebuah kotak.

Gelar "lapak berbagai". Dipilih..dipilih.. :)

Narsis kreasi dulu. Mumpung kena lighting alam. 


Gantungan kunci kreasi Kundi Craft yang kece!

Anak lelaki itu ternyata kembali merapat ke lapak Kundi Craft. Namanya Satria. Setelah sedikit bertanya ini itu tentang kreasi kita, dia malah asik bercerita pada saya tentang kesenangannya bermain sepeda dan tamiya. Permainan mobil-mobilan balap sirkuit itu pernah dimenangkannya. Selain itu, ia juga gemar bersepeda. Setelah mengaku belum mandi, ia lantas pulang.

Satria, anak lelaki yang berhobi main sepeda dan tamiya.


Hampir maghrib, acara Sono Sore (Kangen Sore) sudah mulai ramai. “Lapak Berbagai”—itu istilah yang disebut—pun sudah rapi berjejer. Kami berbagi lapak dengan akang penjual kaset tape dan compact disc. Sesekali combo tape-nya menyala, memutar beberapa kaset yang ingin didengarkan calon pembelinya. Sementara itu, di depan kami sebuah kain putih tengah dibentangkan untuk sesi nonton film bersama. Tiang-tiangnya dikaitkan dengan dua motor. Hehe. Ternyata tak menyangka, kami bersua pula dengan beberapa kawan, kang Ismal Muntaha, kang Carda Arifin, Teh Sinta, dan Mba Besti. Sementara Andry Bem, muncul setelah langit mulai gelap.


Lapak siap tersaji


Ngobrol-ngobrol dulu.
Lepas maghrib, diterangi lampu motor, pembukaan dimulai dengan sebuah pantomim berjudul “Sangkuriang”. Anak-anak ramai sekali di barisan depan, ditemani ibu-ibu. Antusias mereka memuncak setelah pantomim usai. “Lagi..lagi…lagi…” ujar mereka. Sedikit kebingungan dan tak mengira—sepertinya—dengan respon anak-anak, akhirnya akang pantomim—kita sebut saja begitu karena saya lupa namanya, hehe—pun bercerita soal tips-tips berpantomim. Anak-anak dengan suka rela dan suka cita berpartisipasi mengikuti akang pantomim. Imajinasi bermunculan. Tepuk tangan dan tawa mengiringi.


Pantomim berjudul "Sangkuriang" sedang pentas.


Sepertinya ini gerakan mau beres cerita.

Usainya, kami menonton cuplikan video karya kang Ismal dan kang Carda. Mulai dari anak-anak yang berpaduan suara, bermain seluncuran di area tanah liat, hingga profil beberapa keluarga desa Jatisura… yang… manis banget. Hehe.

Pukul sembilan malam sudah dekat. Anak-anak dan para ibu satu-satu pulang. Beberapa pelapak menyusun kembali barang dagangannya, begitu juga kami. Terima kasih anak-anak dan para ibu. Terima kasih Satria. Terima kasih para pembeli. Terima kasih para pengunjung. Terima kasih masyarakat setempat. Terima kasih Kang Ajo dari Komunitas Taman Kota. Terima kasih komrads yang sudi membaca. Maaf untuk keterlambatan berceritanya. Hehe. Cheers.


Untold: Sugeng Riyadi & Riri Oktriani.

—Kundi Craft—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar