Sore itu,
pada permulaan September, saya usai menggelar display kreasi Kundi Craft di bawah kolong jembatan Pasupati,
Bandung. Tak berapa lama lagi, sebentuk acara yang digalang Komunitas Taman
Kota akan dimulai. Sembari menunggu, seorang anak kecil, dengan beberapa
temannya sesekali melirik kreasi Kundi. Mampir, mondar-mandir, kemudian
berlalu. Mencoba menahan silau matahari sore dengan sebelah tangan, lantas
angin sepoi menerbangkan flyer Kundi
Craft yang sudah saya susun dan impit dengan sebuah kotak.
|
Gelar "lapak berbagai". Dipilih..dipilih.. :) |
|
Narsis kreasi dulu. Mumpung kena lighting alam. |
|
Gantungan kunci kreasi Kundi Craft yang kece! |
Anak lelaki
itu ternyata kembali merapat ke lapak Kundi Craft. Namanya Satria. Setelah
sedikit bertanya ini itu tentang kreasi kita, dia malah asik bercerita pada
saya tentang kesenangannya bermain sepeda dan tamiya. Permainan mobil-mobilan
balap sirkuit itu pernah dimenangkannya. Selain itu, ia juga gemar bersepeda.
Setelah mengaku belum mandi, ia lantas pulang.
|
Satria, anak lelaki yang berhobi main sepeda dan tamiya. |
Hampir
maghrib, acara Sono Sore (Kangen Sore) sudah mulai ramai. “Lapak Berbagai”—itu istilah
yang disebut—pun sudah rapi berjejer. Kami berbagi lapak dengan akang penjual
kaset tape dan compact disc. Sesekali combo
tape-nya menyala, memutar beberapa kaset yang ingin didengarkan calon
pembelinya. Sementara itu, di depan kami sebuah kain putih tengah dibentangkan
untuk sesi nonton film bersama. Tiang-tiangnya dikaitkan dengan dua motor.
Hehe. Ternyata tak menyangka, kami bersua pula dengan beberapa kawan, kang
Ismal Muntaha, kang Carda Arifin, Teh Sinta, dan Mba Besti. Sementara Andry Bem, muncul setelah langit mulai gelap.
|
Lapak siap tersaji |
|
Ngobrol-ngobrol dulu. |
Lepas
maghrib, diterangi lampu motor, pembukaan dimulai dengan sebuah pantomim
berjudul “Sangkuriang”. Anak-anak ramai sekali di barisan depan, ditemani
ibu-ibu. Antusias mereka memuncak setelah pantomim usai. “Lagi..lagi…lagi…”
ujar mereka. Sedikit kebingungan dan tak mengira—sepertinya—dengan respon
anak-anak, akhirnya akang pantomim—kita sebut saja begitu karena saya lupa
namanya, hehe—pun bercerita soal tips-tips berpantomim. Anak-anak dengan suka
rela dan suka cita berpartisipasi mengikuti akang pantomim. Imajinasi
bermunculan. Tepuk tangan dan tawa mengiringi.
|
Pantomim berjudul "Sangkuriang" sedang pentas. |
|
Sepertinya ini gerakan mau beres cerita. |
Usainya,
kami menonton cuplikan video karya kang Ismal dan kang Carda. Mulai dari
anak-anak yang berpaduan suara, bermain seluncuran di area tanah liat, hingga
profil beberapa keluarga desa Jatisura… yang… manis banget. Hehe.
Pukul
sembilan malam sudah dekat. Anak-anak dan para ibu satu-satu pulang. Beberapa pelapak
menyusun kembali barang dagangannya, begitu juga kami. Terima kasih anak-anak
dan para ibu. Terima kasih Satria. Terima kasih para pembeli. Terima kasih para
pengunjung. Terima kasih masyarakat setempat. Terima kasih Kang Ajo dari
Komunitas Taman Kota. Terima kasih komrads yang sudi membaca. Maaf untuk keterlambatan
berceritanya. Hehe. Cheers.
|
Untold: Sugeng Riyadi & Riri Oktriani. |
—Kundi
Craft—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar