Semilir
angin menerpa wajah kami ketika duduk di dalam becak, menuju Alun-alun Desa
Jatisura, Jatiwangi. Ada penat yang sedikit memudar setelah 4 jam perjalanan
dari Bandung. Entah karena becak, hembusan lembut angin sore itu, atau
hangatnya terpaan sinar matahari yang menyambut kami.
Lebih daripada
itu, Alun-alun Desa rupanya telah penuh dengan anak-anak sekolah dasar berbaju
pramuka, berbaris rapi, fokus memainkan nada-nada marching band. Selamat datang, ini dia pembukaan acara Ulang Tahun
Desa Jatisura yang ke-111, “Sebelum Semuanya Menjadi Seperti Jakarta”.
Sesaat turun
dari becak, akhirnya kami bertemu dengan Kang Ismal Muntaha dan Evni. Alun-alun
kian ramai dijambangi warga. Kami pun bersiap dengan stand yang sudah disediakan, memajang beberapa aksesoris hasil
olahan sampah elektronik, alat-alat, serta bahan mentah yang ada. Kundi Craft
akan turut serta ber-workshop di
Ulang Tahun Jatisura. Malam ini akan dihabiskan dengan pagelaran wayang kulit
yang tak sempat kami saksikan sampai usainya. Kantuk sudah duluan melanda.
|
Stand Kundi Craft di Alun-alun Desa Jatisura, 3/5/2013. |
Esok siangnya,
4 Mei 2013, di Balai Desa berlangsung workshop
kecil-kecilan pengolahan sampah elektronik menjadi aksesoris, dari Kundi Craft.
Turut pula hadir Pak Ulis, sebagai salah satu warga Desa Jatisura yang juga
fokus mengolah sampah plastik menjadi berbagai kerajinan. Serta Mbak Anitha dari
Klub Pejalan Kaki (Manic Street Walkers) asal Surabaya. Teras Balai Desa siang itu
diramaikan juga dengan anak-anak sekolah dan para remaja.
|
Suasana ketika workshop berlangsung di Balai Desa Jatisura, 4/5/2013. |
Bermula dengan
obrolan informasi tentang bahaya sampah elektronik, tim Kundi Craft kemudian
mengolah monitor komputer dan VCD rusak—dikumpulkan oleh Pak Ulis—menjadi sesuatu
yang baru dan unik. Dari sampah monitor, didapat slide gitar berbahan kaca. Sementara pengolahan layar monitor dapat
dijadikan lampu ruangan.
Pada
pembongkaran VCD, anak-anak duduk melingkar melihat proses pembongkaran. Disertai
dengan penjelasan mengenai fungsi mainboard
pada VCD, bagian IC-nya dapat dijadikan gantungan kunci. Lalu… “Siapa yang mau
gantungan kunci?” ujar Sugeng Riyadi, salah satu Master Kundi Craft. Serentak anak-anak
yang hadir menunjuk tangan mereka dengan semangat. Hehe J Setelah menunggu… aha! Jadilah satu gantungan kunci
kecil dan unik berbahan IC. Mentereng komrads! Anak-anak lain yang hadir jadi
ikut mengantri untuk mendapatkan gantungan kunci dari Kundi Craft.
|
Zaqiyyah Noor (kiri) bersama Master Kundi Craft, Sugeng Riyadi. |
Workshop berakhir, dan kami kembali menuju stand. Masih ada beberapa anak yang ikut
melihat-lihat stand Kundi Craft. Sore
menjelang, check sound.. suara biola
yang syahdu terdengar dari panggung. Acara akan dimulai lagi! Semangkuk Baso
Sebreng, dari jejeran stand kuliner,
akhirnya kami lahap hap hap. Sedap nikmat sambil menyusuri pandangan pada
Alun-alun Desa.
Ada satu
kata yang kami pikir cocok untuk Ulang Tahun Jatisura tahun ini: Nasgitel.
Panas. Legit. Kental. Seperti teh yang panas, legit, dan kental. Panas
Jatisura, yang ramai menghangatkan, bukan menyesakkan. Legit, seperti stand kuliner yang berjejer di Alun-alun
Desa, menyemarakkan suasana. Kental, layaknya anak-anak desa yang enerjik dan
penuh rasa ingin tahu. Pas seperti 111 Tahun Jatisura. Semoga semakin panas,
legit, dan kental. Selamat ulang tahun Jatisura, dan terima kasih untuk
kesempatan berbagi yang telah diberikan. Mari bersulang! J
—Kundi Craft—